gravatar

Memahami Generasi Platinum

"Penamaan sebagai Generasi Platinum oleh para pakar dunia sebetulnya cuma istilah, untuk membedakan generasi ini dari sebelumnya. Platinum sendiri mengacu pada sesuatu yang mewah dan elegan"

"IBU, tahu enggak tikus berdetak 650 kali per menit? Saking cepatnya berdetak, jantung tikus seperti tidak berdetak lagi," ungkap Matilda yang baru berusia 6 tahun.

"Dari mana kamu tahu itu?" tanya ibunya.

"Saya membacanya dari perpustakaan," jawab bocah perempuan yang baru masuk sekolah dasar itu.

Bagi kita, dialog ibu dan anak seperti ditayangkan dalam film "Matilda" di Trans7 pada 1 Januari 2008 lalu, kiranya masih terasa aneh. Bukan itu saja, kemampuan Matilda pada tayangan itu bisa dikatakan lebih cepat dari usianya.

Kalau dicermati, fenomena seperti itu juga terjadi di sekitar kita. Anak-anak yang masih berumur di bawah 5 tahun (balita), ternyata sudah cekatan dengan peralatan berteknologi canggih seperti komputer. Tidak jauh-jauh, maraknya penjualan telefon selular, cukup memberi bukti bahwa banyak anak-anak yang lebih cepat menguasai fitur-fiturnya dibandingkan orang tuanya.

Itulah generasi penerus kita. Sejumlah pakar menyebut angkatan mereka itu adalah Generasi Platinum yang lahir pada abad 21 atau sesudah tahun 2000. Ini bisa dibedakan dengan generasi sebelumnya. Kecerdasan, keterbukaan, kecepatan menangkap sesuatu, daya kritis, dan kepercayaan diri, terbentuk seiring dengan era yang kini terjadi, era teknologi.

Psikolog dari Universitas Paramadina, Alzena Masykouri mengatakan bahwa generasi itu lahir di masa keterbukaan teknologi, keterbukaan cara berpikir, keterbukaan berperilaku, serta ketersediaan sarana pendidikan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

Tahapan generasi

Jauh sebelum generasi platinum, hidup generasi yang disebut baby boomers. Generasi ini merupakan kelompok masyarakat yang hidup setelah Perang Dunia II yaitu antara 1946 dan 1964. Generasi ini diberi nama baby boomers karena pada rentang waktu generasi ini hidup, terjadi peningkatan jumlah kelahiran di seluruh dunia.

Anak-anak yang terlahir di generasi ini merupakan golongan masyarakat yang mulai mengenal televisi dengan beragam acara yang berbeda-beda, seperti perang Vietnam, pembunuhan John F. Kennedy, Martin Luther King Jr, dan Robert F. Kennedy. Golongan masyarakat ini mengenal musik, sebagian besar adalah rock `n roll, sebagai cara untuk mengekpresikan identitas generasi mereka.

Selanjutnya, lahir generasi X yang lahir antara tahun 1965 hingga 1980. Anak-anak yang lahir pada generasi ini tumbuh dengan video games dan MTV, dan menghabiskan masa remajanya di tahun 80-an.

Anak-anak remaja generasi X memiliki ciri-ciri kurang optimistis terhadap masa depan, sinis, skeptis, tidak lagi menghormati nilai-nilai dan lembaga tradisional, serta tidak memiliki rasa hormat kepada orang tua mereka.

Di awal 90-an, media menampilkan generasi X secara fisik sebagai generasi yang senang memakai kemeja flanel, suka menyendiri, banyak tindikan di tubuh, dan lebih memilih bekerja di restoran.

Sedangkan, generasi Y atau yang lebih dikenal sebagai generasi Millennium, tumbuh seiring dengan banyak kejadian yang mengubah dunia, di antaranya berkembangnya komunikasi massa serta internet.

Terminologi generasi Y diberikan kepada anak-anak yang lahir dari tahun 1981-1995. Anak-anak remaja yang lahir pada generasi ini harus merasakan tingginya biaya pendidikan dibandingkan generasi sebelumnya.

Generasi ini cenderung menuntut, tidak sabar, serta buruk dalam berkomunikasi dengan sesama. Survei yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa generasi ini memiliki kemampuan mengeja dan bahasa yang buruk.

Generasi Y yang telah bekerja menunjukkan sikap yang cuek dan senantiasa bertentangan dengan peraturan kantor. Namun, generasi ini boleh dipuji untuk energi dan semangat bekerjanya yang luar biasa.

Sedangkan, generasi yang lebih baru lagi, lebih sering disebut generasi Platinum. "Penamaan sebagai Generasi Platinum oleh para pakar dunia sebetulnya cuma istilah, untuk membedakan generasi ini dari sebelumnya. Platinum sendiri mengacu pada sesuatu yang mewah dan elegan," kata Alzena Masykouri.

Menurut dia, jika diamati, anak-anak kelahiran tahun 2000 memiliki karakter unik yang lebih ekspresif dan eksploratif selaras dengan arah perkembangan zaman.

"Mereka memiliki kemampuan tinggi dalam mengakses dan mengakomodasi informasi sehingga mereka memiliki kesempatan lebih banyak dan terbuka untuk mengembangkan dirinya. Kelak, mereka pun dapat menggunakan potensinya untuk bertahan hidup. Bahkan juga menjadi manusia yang berkualitas dan produktif," ujarnya.

Berdasarkan hasil penelitian lembaga riset pasar ritel dan konsumen global, NPD Group, yang berkedudukan di New York, AS, pada pertengahan 2007 seperti dikutip situs Wireless World Forum (http://kr.w2forum.com), usia rata-rata anak-anak mulai menggunakan peralatan elektronik telah menurun dari 8,1 tahun pada 2005 menjadi 6,7 tahun pada tahun 2007.

Jika dirata-ratakan, usia anak-anak mulai menggunakan peralatan elektronik adalah tujuh tahun dan hal itu membuktikan bahwa anak-anak yang lahir di abad ke-21 lebih mudah dan lebih cepat dalam mengadaptasi arus teknologi informasi yang berkembang cepat.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan televisi dan komputer adalah perangkat yang paling dini dikenal anak-anak, yaitu pada usia 4 atau 5 tahun. Sementara itu, radio satelit dan alat pemutar musik digital portabel baru mereka gunakan pada usia sekitar 9 tahun.

Hasil penelitian NPD menyebutkan bahwa sejak survei diluncurkan pada tahun 2005, usia awal penggunaan barang-barang elektronik makin menurun, terutama pada penggunaan alat pemutar DVD dan ponsel.

Tidak bisa dipakemkan

Ketua Jurusan Sosiologi FISIP Universitas Indonesia (UI) Dr. Paulus Wirutomo mengatakan bahwa pemisahan generasi tidak bisa dipakemkan karena meliputi banyak aspek seperti kondisi sosial, ekonomi, termasuk informasi.

Namun, perkembangan generasi bisa saja terjadi jika terjadi fenomena sosial yang mewabah artinya tidak dilihat dari lingkup yang kecil.

"Karakter manusia di setiap generasi tidak berbeda jauh karena manusia dibekali dengan kemampuan adaptasti. Namun ada perkembangan generasi. Yang membedakan individu di setiap generasi ialah life skills yang dimiliki," kata Paulus Wirutomo.

Hal senada dikemukakan sosiolog Drs. Johannes Frederik Warouw, M.A. Dia mengatakan, wajar terjadinya generasi pada setiap zaman akibat nilai baru dan nilai lama atau modifikasi kedua nilai itu. Setiap generasi, pasti memiliki karakteristik manusia yang berbeda karena mereka selalu berhadapan dengan pandangan yang berbeda pula.

Meski demikian, jangan heran jika anak-anak di sela-sela kesibukannya bermain tiba-tiba ingin mengotak-atik komputer. "Nanti dulu ya, aku mau main komputer dulu. Bosan ah.. main petak umpetnya," begitu kira-kira anak-anak sekarang. Meski memiliki kecerdasan yang relatif lebih tinggi, ia tetap tidak bisa menyembunyikan usianya yang masih sangat belia.

Kalau memang demikian adanya, tentu tugas orang tua untuk mampu mengimbangi agar tidak terlalu jauh "tertinggal" dari anaknya. Karena bagaimanapun, peran orang tua tetap diperlukan untuk memberikan arahan dan bimbingan agar tidak salah arah. (Satrio/"PR" dari berbagai sumber)***